Siapa yang tidak ingin belajar dengan cara yang lebih cerdas dan efektif? Kita semua pasti ingin mengetahui bagaimana cara kerja otak kita saat belajar, bukan? Nah, di sinilah neurosains dalam psikologi pendidikan masuk untuk memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan kita tentang bagaimana otak berfungsi dalam proses pembelajaran. Jadi, kalau selama ini kamu merasa belajar itu terkadang susah dan membuat pusing, bisa jadi kamu belum memahami cara otak bekerja. Tapi jangan khawatir, artikel ini akan mengungkap rahasia otakmu dalam belajar, dan bagaimana kita bisa memanfaatkan pengetahuan tentang otak untuk meningkatkan kualitas pendidikan kita. Yuk, simak lebih lanjut!
Apa Itu Neurosains dalam Psikologi Pendidikan?
Neurosains adalah cabang ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi otak serta sistem saraf. Kalau kita bicarakan neurosains dalam psikologi pendidikan, itu berarti kita mengaitkan pemahaman tentang cara kerja otak dengan proses pembelajaran. Ini bukan hanya tentang mempelajari anatomi otak atau melihat gambar-gambar sel saraf, tetapi lebih kepada bagaimana kita bisa menggunakan pengetahuan tentang otak untuk merancang metode pembelajaran yang lebih efektif.
Jadi, bisa dibilang neurosains pendidikan mencoba menjawab pertanyaan seperti: Mengapa kita bisa ingat beberapa hal dengan mudah, tetapi sulit mengingat yang lain? Apa yang membuat kita merasa bosan saat belajar? Mengapa sebagian orang bisa belajar dengan cepat, sementara yang lain membutuhkan waktu lebih lama? Dengan memanfaatkan ilmu neurosains, kita bisa menciptakan lingkungan belajar yang lebih optimal sesuai dengan cara otak kita bekerja.
Bagaimana Otak Belajar?
Sebelum kita masuk ke pembahasan yang lebih dalam, mari kita pahami dulu bagaimana otak kita belajar. Otak manusia memiliki sekitar 86 miliar neuron, yang terhubung satu sama lain membentuk jaringan yang sangat kompleks. Ketika kita belajar, neuron-neuron ini saling berkomunikasi melalui sinyal listrik. Bayangkan otak kita seperti jaringan jalan raya yang sangat sibuk, dan setiap kali kita belajar, kita membangun jalan-jalan baru untuk mempermudah perjalanan informasi.
Nah, ketika kita mencoba mempelajari sesuatu yang baru, kita memperkuat koneksi antar neuron. Semakin sering kita mengulang informasi atau keterampilan, semakin kuat koneksi tersebut, dan semakin mudah bagi otak untuk mengingat atau melakukan hal tersebut di masa depan. Namun, jika kita tidak pernah menggunakan informasi tersebut, koneksi tersebut bisa melemah atau bahkan hilang.
Inilah sebabnya mengapa konsistensi dalam belajar sangat penting. Tidak ada yang instan, apalagi dalam hal belajar! Jadi, jika kamu merasa tidak cepat paham dalam satu sesi belajar, jangan khawatir. Itu adalah bagian dari proses alami otak dalam menghubungkan informasi.
Apa Kaitannya Neurosains dengan Pendidikan?
Seiring dengan berkembangnya pemahaman kita tentang otak, para ahli mulai menemukan beberapa strategi pembelajaran yang lebih sesuai dengan cara otak bekerja. Sebagai contoh, otak kita cenderung lebih mudah mengingat informasi yang disajikan dalam konteks yang bermakna, daripada informasi yang hanya dipelajari secara terpisah.
Misalnya, daripada menghafal rumus matematika satu per satu tanpa konteks, kamu akan lebih mudah mengingatnya jika rumus tersebut digunakan untuk memecahkan masalah nyata yang kamu temui. Hal ini sesuai dengan konsep pembelajaran berbasis konteks yang banyak didorong oleh neurosains. Otak kita lebih mudah mengingat dan memahami informasi jika ada hubungan langsung dengan dunia nyata yang kita alami.
Selain itu, neurosains juga memberi tahu kita bahwa emosi sangat berperan dalam proses belajar. Ketika kita merasa terstimulasi secara emosional—entah itu melalui rasa penasaran, ketertarikan, atau bahkan rasa takut—otak kita bekerja lebih baik dalam menyerap informasi. Oleh karena itu, lingkungan belajar yang positif dan menyenangkan dapat meningkatkan kemampuan otak untuk memproses dan mengingat informasi.
5 Pembelajaran yang Memanfaatkan Pengetahuan Neurosains
Sekarang, bagaimana kita bisa memanfaatkan pengetahuan tentang neurosains dalam pembelajaran sehari-hari? Berikut beberapa hal yang bisa kita lakukan:
-
Berikan Waktu untuk Mengulang
Otak kita belajar dengan cara mengulang-ulang informasi. Jadi, daripada belajar dalam waktu lama sekaligus (cramming), lebih baik kamu membagi waktu belajar dalam sesi-sesi kecil dengan jeda di antara masing-masing sesi. Ini akan membantu otak membangun koneksi yang lebih kuat dan memperkuat memori jangka panjang. -
Gunakan Pembelajaran Berbasis Pengalaman
Dari sudut pandang neurosains, pengalaman langsung lebih efektif dalam membantu otak memproses informasi. Maka dari itu, cobalah untuk tidak hanya mengandalkan buku teks atau catatan. Melakukan percakapan, eksperimen, atau bahkan simulasi dari topik yang dipelajari dapat memberikan pengalaman yang jauh lebih berkesan. -
Sesuaikan Lingkungan Belajar
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, emosi sangat berperan dalam proses belajar. Oleh karena itu, pastikan lingkungan belajar kamu nyaman, tenang, dan bebas dari gangguan. Jika memungkinkan, cobalah untuk belajar di tempat yang kamu sukai atau tempat yang membuat kamu merasa tenang. Hal ini akan membantu otakmu dalam memproses informasi dengan lebih baik. -
Berikan Pujian dan Penguatan Positif
Neurosains mengungkapkan bahwa dopamin, hormon yang terkait dengan rasa senang dan motivasi, berperan besar dalam proses belajar. Oleh karena itu, memberikan pujian atau reward kecil saat mencapai suatu tujuan dalam pembelajaran dapat meningkatkan motivasi dan memperkuat koneksi otak. -
Gunakan Teknik Pengajaran yang Beragam
Otak kita belajar lebih baik ketika informasi disajikan dengan cara yang beragam, misalnya menggabungkan visual, suara, dan kegiatan fisik dalam satu sesi pembelajaran. Penggunaan multimedia, video, atau aplikasi interaktif dapat sangat membantu dalam mengaktifkan berbagai bagian otak, yang pada akhirnya membuat proses belajar menjadi lebih efisien.
Meningkatkan Pembelajaran dengan Neurosains
Dengan semakin berkembangnya pengetahuan tentang neurosains, kita semakin sadar bahwa tidak semua orang belajar dengan cara yang sama. Beberapa orang lebih baik belajar dengan melihat, yang lain mungkin lebih efektif dengan mendengar, dan yang lainnya lagi mungkin lebih baik dengan melakukan langsung.
Untuk itu, sangat penting bagi pendidik untuk menyesuaikan metode pengajaran dengan cara otak bekerja. Tidak hanya itu, pembelajaran yang efektif harus melibatkan berbagai indera, memberi kesempatan untuk praktik langsung, dan menjaga emosi positif dalam proses belajar. Dengan cara ini, kita bisa memaksimalkan potensi otak dalam memahami dan mengingat materi yang dipelajari.
Belajar dengan Otak yang Lebih Cerdas
Jadi, dengan memahami prinsip-prinsip dasar neurosains dalam psikologi pendidikan, kita bisa belajar cara memaksimalkan kemampuan otak kita dalam menyerap dan mengingat informasi. Tidak hanya itu, kita juga bisa menciptakan lingkungan belajar yang lebih menyenangkan dan efektif, yang sesuai dengan cara kerja otak kita. Dengan memanfaatkan pengetahuan neurosains, kita bisa membuat belajar menjadi lebih efisien, berkesan, dan tentu saja, lebih seru!